Eropa Meminta Jaminan - Hari Selasa (11/6), Uni Eropa (UE) menyatakan akan meminta komitmen
tegas dari AS untuk menghormati hak-hak privat warga Eropa. Komisioner
Kehakiman UE Viviane Reding dikabarkan akan membahas isu itu secara
serius dengan para pejabat AS dalam pertemuan di Dublin, Jumat
mendatang.
Menurut Komisioner Kesehatan UE, Tonio Borg, program
intelijen AS tersebut berpotensi membahayakan hak fundamental terkait
privasi dan perlindungan data warga Eropa. Hukum yang melindungi hak
privasi warga di Eropa Barat diketahui jauh lebih ketat daripada di AS.
Juru
bicara Pemerintah Jerman, Steffen Seibert, Senin, mengatakan, Kanselir
Jerman Angela Merkel akan menanyakan hal itu kepada Presiden AS Barack
Obama, yang dijadwalkan berkunjung ke Berlin pada 18 Juni.
Pemerintah
Swiss juga telah mengirim surat ke Kedutaan Besar AS di Bern untuk
meminta klarifikasi terkait dugaan bahwa AS juga memata-matai bank- bank
Swiss.
Sebelumnya, dalam upaya meredam kemarahan sebagian warga
AS terkait program rahasia itu, para pejabat AS menegaskan bahwa program
pengintaian itu tidak ditujukan kepada warga AS.
Pemerintah
beberapa negara yang menjalin kerja sama intelijen dengan AS juga sibuk
memberi penjelasan di dalam negeri masing-masing bahwa mereka
memanfaatkan informasi dari program rahasia AS itu. Menteri Luar Negeri
Inggris William Hague bahkan membatalkan rencana kunjungannya ke AS
untuk memberi penjelasan di parlemen Inggris, Senin.
Perburuan ”agresif”
Kecanggihan
teknologi dan kemampuan dinas rahasia AS melacak seseorang saat ini
dikerahkan sepenuhnya untuk melacak Edward Snowden (29), bekas pegawai
Badan Intelijen Pusat AS (CIA) yang mengaku sebagai pembocor dokumen
rahasia tersebut.
Snowden, yang sedang bekerja sebagai pegawai
kontrak di Badan Keamanan Nasional AS (NSA) saat menyalin dokumen-
dokumen rahasia tersebut, kini ”menghilang” setelah diketahui keluar
dari Hotel Mira, hotel bintang lima di Hongkong, Senin siang waktu
setempat.
Meski sempat mengatakan ingin mencari suaka di Eslandia,
Snowden diyakini masih berada di suatu tempat di Hongkong hingga Selasa
ini.
Snowden menjadi buronan utama aparat penegak hukum AS
setelah membocorkan dua program rahasia untuk mengumpulkan jutaan
rekaman telepon dan aktivitas internet warga yang dilakukan Pemerintah
AS.
Program pengintaian itu dilakukan untuk mendeteksi secara dini
ancaman keamanan, seperti terorisme. Namun, program itu dianggap
melanggar hak privasi warga.
Sejumlah anggota Kongres AS dari kubu
politik yang berbeda- beda satu suara dalam mengecam tindakan Snowden
tersebut. Ketua Komite Intelijen Senat AS Senator Dianne Feinstein dari
Partai Demokrat bahkan menyebut tindakan Snowden itu sebagai
”pengkhianatan”.
Tanpa menjelaskan rinci, Feinstein mengatakan,
pihak berwenang AS telah menggelar operasi perburuan besar-besaran untuk
menangkap Snowden. ”Semua departemen bekerja sama secara agresif,”
tutur Feinstein, Senin waktu Washington.
Ketua Komite Intelijen
DPR AS Mike Rogers dari Partai Republik menegaskan, setiap pembocor
dokumen rahasia seperti Snowden harus dihukum dengan hukuman maksimum
yang diizinkan undang-undang.
Sebaliknya, sebagian masyarakat
menganggap Snowden sebagai pahlawan keterbukaan dan kebebasan berbicara.
Sebuah petisi yang dipasang laman resmi Gedung Putih yang berisi
tuntutan untuk membebaskan Snowden telah ditandatangani lebih dari
30.000 orang.
Dalam perkembangan lain, pendiri situs pembocor
rahasia Wikileaks, Julian Assange, mengaku telah melakukan kontak ”tidak
langsung” dengan Snowden. Assange memuji Snowden sebagai pahlawan dan
menyarankan agar dia mencari suaka di negara-negara Amerika Latin.
Dari
Moskwa, juru bicara Presiden Vladimir Putin, Dmitry Peskov, mengatakan,
Rusia akan mempertimbangkan memberi suaka kepada Snowden apabila pria
itu memintanya.(AFP/AP/Reuters/BBC/DHF)